Rabu, 24 Juni 2009

GAS ELPIJI KEMASAN 3 KG


Dalam rangka memberlakukan konversi minyak tanah ke gas elpiji untuk masyarakat Batam, Disperindag & ESDM Kota Batam akan segera melakukan pendataan ulang terhadap masyarakat Batam yang berhak mendapatkan konversi tersebut. Pendataan akan dilakukan oleh empat konsultan yang ditunjuk Pertamina.

Menurut Kadis Perindag & ESDM Kota Batam, Ahmad Hizaji, sebanyak 3.000-an warga yang berhak mendapatkan konversi minyak tanah ke gas sesuai data sementara akan kembali data ulang usai pelaksanaan Pilpres mendatang.”Usai Pilpres nanti, kita akan kembali memutakhirkan data warga Batam yang berhak mendapatkan konversi,” ujarnya. Selain pendataan, kata Hizaji, pihaknya juga akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar memahami tata cara pelaksanaan konversi minyak tanah ke elpiji tersebut.

“Kita juga akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat sedangkan sosialisasi kepada pangkalan-pangkalan minyak tanah sebagai mitra kita dalam hal distribusi gas ke masyarakat telah kita lakukan awal bulan ini sebanyak empat kali,” paparnya. Dalam konversi ini, tabung gas yang akan digunakan warga adalah ukuran 3 kilogram. Mengenai pendistribusian, kata Hizaji, pihaknya sudah merencanakannya dengan baik dengan melakukan koordinasi dengan Pertamina tetang kebutuhan Batam,” ungkapnya.

Kepala Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Disperindag Batam Amirudin menjelaskan Pertamina akan mulai mendistribusikan gas lengkap dengan kompornya, setelah pendataan selesai dilakukan pihak konsultan. Tahap awal masyarakat yang masuk dalam daftar penerima gas akan mendapatkan paket gratis konversi yang terdiri dari tabung 3 kilogram, selang regulator, kompor berikut isi 3 kg gas. Setelah habis lalu isi ulang baru membayar.

Pangkalan-pangkalan minyak tanah yang terdaftar di Batam, Hizaji menambahkan, akan mengalami proses peralihan menjadi agen gas. Syaratnya pemilik pangkalan minyak tanah diminta membuat surat pernyataan yang berisi menyiapkan gudang representative dan nyaman untuk tempat tabung gas elpiji, serta timbangan untuk mengukur berat gas demi kepuasan konsumen. Soal harga, nanti akan ditentukan. “Pangkalan minyak tanah dapat langsung menjadi pangkalan gas, setelah melakukan proses peralihan sesuai dengan syarat yang ditentukan, disinilah peran pemilik pangkalan minyak tanah yang telah beralih ke gas, untuk mendistribusikan gas 3 kg kepada masyarakat”, jelasnya

Hijazi mengatakan penggunaan gas elpiji lebih hemat sekitar 0,4-0,5 liter dibandingkan minyak tanah. Harga minyak tanah 3000 perliter dan satu minggu bisa habis 6 liter. Sedangkan harga satu tabung gas ukuran 3 kg sekitar 13 ribu lebih, gas tersebut bisa dipakai sekitar 7 hari. Dapat dikatakan lebih hemat 30 ribu tiap bulannya. Selain lebih hemat penggunaan gas cenderung lebih aman dan bersih.

Hijazi meminta dukungan seluruh pihak terkait untuk turut serta mensukseskan konversi minyak tanah ke gas. ( dari Humas Pemko Batam )

Minggu, 14 Juni 2009

ACARA WISUDA & PERPISAHAN SISWA-SISWI RA.AMALIA 1




























RA. AMALIA 1 adalah sekolah taman kanak-kanak Islam yang berada dilingkungan Perum Pancur Biru Lestari II dan telah berkiprah kurang lebih 13 tahun. Telah banyak prestasi siswa-siswinya dan untuk angkatan tahun ajaran 2008-2009 tepatnya 13 Juni 2009 adalah merupakan acara perpisahan dan wisuda bagi siswa-siswi kelas B yang akan melanjutkan kejenjang pendidikan dasar, yaitu Sekolah Dasar.

Pada acara perpisahan siswa-siswi RA. AMALIA 1 diisi dengan acara-acara sebagai berikut, yaitu pembacaan ayat suci Al-Qur’an, Hadist Nabi dan Hafalan surat pendek. Selanjutnya ditampilkan pentas seni bakat siswa-siswi RA. AMALIA 1 yang dengan antusias dan semangat membawakan berbagai macam tarian, diantaranya adalah : Tari Kupu-kupu, Tari Panen, Tari Jaranan, Tari Topi dan tari Badinding. Juga kesenian Angklung, Baca Cerita dan Puisi.

Dalam acara tersebut juga diisi dengan sambutan dari Ketua Panitia, Ibu Musiroh, Departement Agama yang diwakili oleh Bpk. Damhuri dan Ketua RW sekaligus sebagai Ketua Yayasan Amalia 1, Bpk. Rajikin ST, juga perwakilan orang tua murid. Untuk pembawa acara perpisahan dan wisuda siswa-siswi RA.AMALIA 1 adalah Ibu Wira.

Untuk tahun ajaran 2009-2010 telah membuka mendaftaran siswa-siswi baru. Diharapkan para penduduk sekitarnya dapat mempercayakan anak-anaknya pada TPA-TPQ Al-Muhajirin dan RA. AMALIA 1 guna menuju pendidikan dasar nantinya. Dan harapan setiap orang tua dari Perum Pancur Biru Lestari II, Kel. Duriangkang, Kec. Sei Beduk, Batam yang telah mempunyai prasarana pendidikan mulai dari TPA-TPQ Al-Muhajirin dan RA. AMALIA 1 dapat menelurkan pemimpin-pemimpin yang handal dan sanggup membuka tabir kesuksesan di segala bidang. Yang tentunya bisa membawa kearah Indonesia yang lebih ber-aklaq, beriman, maju, adil sejahtera. Sehingga Indonesia bisa menjadi bangsa yang bermartabat dan berwibawa.

Senin, 08 Juni 2009

MAJELIS TA'LIM IBU-IBU MASJID AL-MUHAJIRIN



Kehadiran kaum Ibu di Majelis Taklim Masjid Al-Muhajirin. Kel. Duriangkang, Kec. Sei Beduk, Batam sangat berperan penting, karena tanpa kehadiran mereka, apalah arti sebuah pengajian. Peran pentingnya ibu-ibu terlihat solid ketika kita mengadakan kegiatan, tanpa kaum ibu, tidak akan ada persiapan yang baik. Ini sebagai bukti kerjasama yang baik antara kaum bapak dan ibu.

Dan di Majelis Ta’lim Masjid Al-Muhajirin bisa dikatakan cukup maju dalam menghargai dan mengapresiasi peran perempuan. Salah satunya adalah memberikan pengajian khusus bagi ibu-ibu Pancur Biru Lestari II yang tergabung di Majelis Ta’lim Masjid Al-Muhajirin.

Majelis Ta'lim Ibu-ibu masjid AL-MUHAJIRIN
Kel. Duriangkang, Kecamatan Sei Beduk, Batam

Untuk mencapai kemajuan Majelis Taklim Masjid Al-Muhajirin. Kel. Duriangkang, Kec. Sei Beduk, Batam telah menata visi dan misi yang telah dicapai dan diprogramkan dalam jangka pendek serta dimasa mendatang.  Seperti membuat program pengajian akbar setiap 3 bulan sekali, ini untuk memberi pemahaman Islam dan berfungsi sebagai wadah silahturahmi antar Majelis Ta’lim se-kelurahan Duriangkang, Kec. Sei Beduk, Batam.

Majelis Taklim Masjid Al-Muhajirin. Kel. Duriangkang, Kec. Sei Beduk, Batam telah mengubah orientasi membuka diri terhadap permasalahan social bermasyarakat, seperti masalah pendidikan dan pemberdayaan ekonomi dan bukan sekedar rutinitas tahlil saja. Yang akhirnya secara bersama-sama bisa melawan sebuah paradikma yang kolot tentang Majelis Ta’lim.

Senin, 01 Juni 2009

LASKAR PELANGI


Pemutaran film di fasum PBL II, RW. III yang disponsori oleh Dewan Pendidikan Kota Batam dengan SABAS ( Siap Aktif Bantu Sekolah ) pada hari Sabtu, 25 April 2009 bisa memberikan hiburan segar dan gratis. Kisah tentang anak-anak Melayu yang bersekolah di SD Muhammadiyah, sebuah sekolah kampung yang miskin di Belitong-pun terpampang di layar lebar di fasum PBL II, RW. III. Meski keadaan tak bersahabat, anak-anak Melayu di Belitong, Ikal, Lintang, Mahar, Syahdan, Borek, Kucai, A Kiong, Sahara, Trapani, Harun, Flo, dan A Ling yang dijuluki Laskar Pelangi oleh gurunya Bu Muslimah itu tak pernah menyerah. mereka tetap bersemangat dalam menjalani hidup dan berjuang meraih cita-cita.

Contohnya Lintang, ia dengan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang pergi ke sekolah untuk menimba ilmu. Selain bersepeda dengan jarak yang jauh, Lintang juga harus melewati hutan. Tidak jarang di hutan itu, ia dihadang buaya ganas yang siap menyantapnya. Adegan demi adegan film terus mengobrak-abrik hati anak-anak Batam yang saat itu jadi penonton film Laskar Pelangi. Mulai dari rasa haru, tawa dan akhirnya berubah menjadi isak tangis.

Gelak tawa anak-anak langsung terdengar di lapangan fasum PBL II, RW.III, saat mereka menyaksikan aksi Lintang dan kawan-kawan yang ikut karnaval dengan rasa percaya diri tinggi, menari bertelanjang dada dengan aksesoris daun-daun di pinggang mereka. Gelak tawa juga terdengar, saat anak-anak PBL II, RW.III menyaksikan Lintang, si anak miskin yang jenius berhitung di luar kepala. Mereka bahkan ikut senang ketika Lintang dan kawan-kawan, terpilih jadi pemenang cerdas cermat antar SD.

Usai banyak adegan kocak yang membuat anak-anak tertawa terpingkal-pingkal, kisah haru pun menyapa semua penonton film Laskar Pelangi. Hampir semua anak-anak terisak haru ketika melihat Lintang si anak miskin yang jenius itu terpaksa berhenti sekolah, karena ayahnya yang seorang nelayan meninggal. Lintang yang masih berusia sangat kecil itu terpaksa menjadi tulang punggung keluarga bagi adik-adiknya karena ibu dan ayahnya telah meninggal dunia.

Cita-cita Lintang sebagai anak lelaki satu-satunya yang mengecap pendidikan, harus kandas karena tanggung jawab mengurus adik-adiknya. Air mata mengalir tidak terbendung ketika Lintang berpamitan untuk terakhir kali kepada bu Muslimah dan teman-temannya, anak-anak Laskar Pelangi.

Walaupun tidak sukses menyelesaikan sekolah, Lintang justru sukses menjadi inspirasi bagi Ikal yang kini bisa melanglang buana ke negeri impian mereka di masa kecil, Perancis. Ikal juga sukses mengarang buku novel Laskar Pelangi. Ikal yang dulu kecil itu adalah Andrea Hirata yang kini juga terkenal seantero Indonesia
Film Laskar Pelangi garapan Mira Lesmana, Riri Riza dan Andrea Hirata merupakan sebuah gambaran kehidupan nyata yang sebenarnya banyak terjadi di lingkungan sekitar kita. Kondisinya yang memperhatinkan dan terhimpit kesulitan ekonomi. Namun dalam situasi tekanan yang sangat berat, anak-anak yang terhimpit kemiskinan harus tetap semangat untuk hidup, belajar, kreatif, dan berani bermimpi untuk maju.

Hidup hendaklah selalu memberi sebanyak-banyaknya, bukan menerima sebanyak-banyaknya”

itulah pesan singkat kepala sekolah kepada anak-anak didiknya, anak-anak Laskar Pelangi tersebut.
Film ini juga jadi fakta, kalau tidak selamanya orang yang dididik dari sekolah hinterland yang miskin, memiliki wawasan yang miskin juga. Laskar Pelangi telah membuktikan, bahwa anak-anak pinggiran tersebut telah sanggup membuka tabir kesuksesan. Dan apakah juga anak-anak Perum Pancur Biru Lestari II juga bisa membuka tabir kesuksesan, semoga film ini bisa memberikan spirit dan inspirasi semua pihak. ( diperoleh dari berbagai sumber )

Sabtu, 02 Mei 2009

HARI PENDIDIKAN NASIONAL




Pemerintah Kota (Pemko) Batam melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam menyiapkan sejumlah agenda memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), 2 Mei 2009 mendatang. Salah satunya menggelar pawai seribu pemain kompang dari siswa-siswi SD dan SMP se-Kota Batam.

Selain meramaikan peringatan Hardiknas 2009, pawai seribu kompang ini juga dirancang untuk memecahkan rekor Musium Rekor Indonesia (MURI).

Selasa. 28 April 2009 ribuan siswa-siswi SD dan SMP se-Kota Batam mulai menggelar latihan di dataran Engku Putri, Batam Centre. Mereka terbagi menjadi empat kelompok. Masing-masing kelompok mempunyai tugas ketukan sendiri, mulai dari jenis ketukan satu hingga ketukan empat.
Dan sesuai arahan dari Disdik, pawai seribu kompang ini akan digelar setelah upacara peringatan Hardiknas di dataran Engku Putri, 2 Mei mendatang. Acara juga akan dimeriahkan dengan devile Porseni. Sesuai jadwal, upacara peringatan Hardiknas 2009 ini akan dipimpin langsung oleh Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan.

Sementara itu di kecamatan Sei Beduk peringatan Hardiknas dipusatkan dilapangan Sultan Harun, peserta upacara terdiri dari berbagai sekolah SD, SMP dan SMK yang berada dilingkungan kecamatan Sei Beduk.

Jumat, 01 Mei 2009

INOVASI ENERGI

Inovasi energi untuk menghemat energi dengan teknologi yang ramah lingkungan, efektif dan efisien terus dilakukan. Para produsen elekronik terus berlomba-lomba mencari terobosan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari daya yang minimal.

Efisiensi energi saat ini telah menjadi kebutuhan global, hal ini dapat terlihat dari persaingan para produsen elektronik untuk mempromosikan bahwa produk mereka adalah produk yang menghemat energi. Sebuah langkah untuk bersaing dengan pasar sekaligus melakukan memperkenalkan kepada masyarakat.

Bukan hanya produsen elektronik diidang arsitekturpun telah melakukannya sejak lama, karena mereka sadar bahwa factor hemat energi perlu diterapkan pada masyarakat modern sekarang ini. Sebuah contoh untuk menciptakan rancangan bangunan yang hemat energi dan ramah lingkungan. Bisa dibayangkan berapa besar energi yang dibutuhkan sebuah gedung pencakar langit untuk operasional sehari-harinya apabila didesain dan dibangun dengan tidak memperhatikan factor efisiensi energi, dan hasilnya tentunya pemborosan.

Contoh ringkas diatas adalah perilaku global dalam menghemat energi, hal ini yang mau tidak mau harus dilakukan oleh semua lapisan masyarakat, karena kebutuhan energi akan semakin besar sedangkan sumber energi yang berasal dari fosil pasti akan habis suatu saat nanti.

Bagaimana semua bias berjalan ? Semoga sekelumit tulisan diatas dapat menjadi inspirasi kita semua.

HARI BUMI

Peringatan hari bumi 22 April 2009 bukan hanya punya segelintir orang, tapi lebih untuk seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Hal ini disebabkan betapa pentingnya penyelamatan bumi dari berbagai ulah manusia yang tidak memikirkan generasi yang akan datang dan mengingat semakin menipisnya lapisan ozon bumi, sehingga dalam jangka panjang apabila kita tidak menjaga hijaunya bumi ini betapa semakin panas suhu bumi.

Dan Hari Bumi mungkin didalam benak kita menanggapinya dengan santai dan lebih parahnya tidak mau tahu. Perlu kita kembali pada sejarah dahulu bahwa punahnya binatang purba akibat dari mencairnya es dikedua kutup bumi kita.

Hubungan dengan jaman sekarangpun hampir sama bahwa berkurangnya lapisan ozon dan banyaknya bencana alam karena kurang sadarnya kita sebagai manusia yang tidak menjaga ekosistem bumi. Banyaknya pembalakan liar hingga membuat hutan menjadi hamparan tanah kosong sehingga tidak bisa menyerap air dengan baik sehingga menimbulkan banjir, tanah longsor.Asap kendaraan bermotor yang berlebihan tidak hanya membuat nafas kita terasa sesak tapi juga membuat lapisan ozon menjadi semakin menipis sehingga mengakibatkan terjadinya pemanasan global atau Global Warning.

Kalau kita renungkan uraian diatas tentu kita belum bisa bebas dari dakwaan bahwa kita adalah pelaku perusak bumi. Betapa tidak, dengan sadar maupun tidak kita masih dengan seenaknya membiarkan lingkungan sekitar kita mengkonsumsi bahan-bahan bangunan yang bisa merusak ekosistem bumi.

Dari berbagai upaya pemerintah dan lembaga-lembaga dibawah naungan department lingkungan hidup berkampanye tiada hentinya. Kampanye tanpa tindakan nyata dari semua element akan sia-sia. Tapi apabila berangkat kesadaran diri sendiri akan terlihat hasilnya. Hari bumi seyogyanya dikampanyekan lewat semua sekolah dari SD sampai SLTA bahkan perguruan tinggi. Sehingga generasi muda sedini mungkin tahu bahwa setiap tanggal 22 April adalah hari bumi yang harus dijadikan bangun dari tidur panjang. Saat bumi harus dipijak, saat mengerikan menghadang datang, jangan tunggu kemarahan bumi. Mari bangkit selamatkan bumi.

HARI BURUH

Hari Ulang tahun bagi seseorang adalah hari yang sangat istimewa. Hari ulang tahun adalah hari bersejarah bagi setiap orang, karena pada saat itulah dia mengingat dan merayakan pada seseorang itu menghembuskan nafas pertamanya didunia ini. Sehingga seseorang itu dalam merayakan hari jadinya tersebut melakukan perayaan baik secara besar-besaran maupun secara sederhana. Begitu juga dengan kaum buruh diseluruh dunia.
Pada abad akhir 17 dan awal 18 Masehi, kaum buruh di dunia mengalami suatu masa penderitaan yang sangat stragis. Tindakan sewenang-wenang didapat dari kaum kapitalis pemilik modal. Jam kerja yang panjang, waktu istirahat yang pendek, dan upah yang dibayar rendah merupakan fenomena yang sering ditemukan pada saat itu. Baru pada awal abad ke 18 pada saat mulai bergulirnya revolusi industry di Negara-negara Eropa, kaum buruh mulai bangkit dari ketertinggalan dan penderitaan mereka. Mereka bangkit untuk melakukan perlawanan dengan cara melakukan aksi pemogokan dan demontrasi untuk menuntut perbaikan nasib dan keejahteraan mereka.
Dimulai dengan demontrasi yang dilakukan kaum buruh Prancis yang menuntut 8 jam sehari dan perbaikan struktur upah. Akhirnya perjuangan dan pengorbanan mereka tidak sia-sia. Moment yang mereka pakai adalah tanggal 1 Mei 1800-an. Pada saat itu muncul kesadaran para buruh untuk mengorganisir diri untuk melawan kesewenang-wenangan terhadap pengusaha. Begitu juga dengan kaum buruh di Indonesia. Era pergerakan kaum buruh di Indonesia mulai muncul pada awal abad 19, dimulai dengan berdirinya perkumpulan kaum guru dan buruh kereta api. Dan pergerakan perjuangan kaum buruh Indonesia juga mempunyai dampak yang nyata, yaitu munculnya kesadaran untuk berorganisasi sebagai jalan memperjuangkan hak dan adanya serikat-serikat buruh disetiap perusahaan.
Seiring dengan perjalanan sejarah bangsa Indonesia, kaum buruh Indonesia mengalami saat pahit getirnya dalam memperjuangkan haknya. Semula Pemerintah Indonesia pada zaman kekuasaan Presiden Soekarno sangat peduli kepada dunia perburuhan di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan diterbitkannya UU No. 1 tahun 1951 tentang penetapan 1 Mei sebagai Hari Buruh Nasional. Pada saat itu kaum buruh Indonesia merayakan 1 Mei dengan berbagai bentuk kegiatan. Namun di era Presiden Soeharto, kehidupan buruh Indonesia mengalami saat-saat kurang menyenangkan. Perkembangan serikat buruh dibatasi gerakannya. Hari Buruh 1 Mei dilarang dan menjadikan hari pekerja Indonesia.
Gerakan reformasi pada Mei 1998 berhasil menumbangkan rezim Soeharto dan ini membawa angin segar bagi pergerakan buruh di Indonesia, sudah terbentuknya tripartite nasional yang mengakomodir terwakilan pemerintah, pengusaha dan buruh. Pengusaha dengan Apindonya, buruh dengan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia ( K-SPSI ), Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia ( K-SBSI ) dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia ( K-SPI ). Dan masing-masing konfederasi membawahi beberapa federasi-federasi. Seiring dengan itu perayaan 1 Mei sebagai hari buruh mulai diizinkan oleh pemerintah. Walau belum ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Inilah ringkasan diperingatinya 1 Mei sebagai hari Buruh dunia.

Kamis, 23 April 2009

HARI KARTINI



SETIAP memasuki bulan April, perempuan di Indonesia pasti akan teringat pada RA Kartini. Lalu, biasanya peringatan terhadap gagasan, ide, dan perjuangan perempuan ningrat Jawa untuk sesama perempuan itu akan diwujudkan dalam bentuk kegiatan yang jauh melenceng dari pikiran-pikiran tokoh emansipasi perempuan itu. Peringatan untuk perempuan yang bersikukuh bahwa memajukan perempuan adalah melalui pendidikan ini tidak lagi berwujud lomba berkebaya, lomba memasak, lomba putri luwes, atau beramai-ramai berbusana daerah seperti berpuluh tahun yang lalu terjadi.

"Perempuan itu secara kodrati diberi kelebihan untuk melahirkan kehidupan, tetapi dia juga bukan superwoman. Dan pada era globalisasi, perempuan harus lebih yakin terhadap kemampuan dirinya dan jangan ketinggalan dengan kaum laki-laki, tapi tetap harus menyadari meskipun hidup di dalam dunia yang didefinisikan laki-laki, nasib perempuan tetap ada di tangan perempuan sendiri itu sendiri.

Begitu juga di Perum Pancur Biru Lestari II, RW. III, RT. 02 walaupun 21 April tidak diperingati secara khusus, tapi kedepan harus dipikirkan untuk membuat suatu gebrakan guna memperingati hari Kartini, karena banyak lahir Kartini-Kartini kecil yang perlu ditumbuhkembangkan rasa nasionalismenya dan pembinaan serta souri tauladan dari para orang tuanya dan lingkungan mereka bergaul dalam keseharian. Peran TPA-TPQ Al-Muhajirin sebagai wadah dan orang tua haruslah maksimal. Mari tatap kedepan demi tersemainya generasi yang mumpuni dan mudah-mudahan bisa menjadi wanita-wanita yang dapat dihandalkan seperti halnya Raden Ajeng Kartini, yang tetap tidak melupakan kodratnya sebagai kaum perempuan.

Jumat, 17 April 2009

PENGHITUNGAN SUARA DI PPK SEI BEDUK DIMULAI

Penghitungan suara di Panitia Pemilihan Kecamatan ( PPK ) Sei Beduk mulai dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 April 2009. Menurut perkiraan penghitungan untuk pemilu kali ini memakan waktu lebih lama dibandingkan pemilu tahun 2004, hal ini mengingat jumlah peserta pemilu yang banyak, mulai dari partai hingga para caleg.
Dari kurang lebih 70 ribu jiwa penduduk kecamatan Sei Beduk, hanya sekitar kurang lebih 67 ribu jiwa yang terdaftar di “Daftar Pemilih Tetap” ( DPT ) dan berdasarkan minat dan aktifitas warga Sei Beduk diperkirakan berkisar 50% yang akan menggunakan hak pilihnya. Dan bagaimana hasilnya, mari kita tunggu bersama. Jelas nantinya ada muka baru legeslatif kita baik DPD, DPR / MPR, Propinsi dan Kota yang asli orang Kec. Sei Beduk yang tahu dan akan benar-benar membawa aspirasi penduduk wilayah Kecamatan Sei Beduk khususnya dan Batam pada umumnya dan bukan imigran dari dapil lain atau wilayah lain. Para Legeslatif yang berasal dari Sei Beduk tentunya tidak boleh lupa akan suara yang mereka peroleh atau dalam kata kiasan “ Kacang Jangan Lupa Kulitnya”, tetap rendah hati, amanah, santun dan mempunyai kepekaan social dimasyarakat. Semoga Sei Beduk bertambah maju.



Senin, 13 April 2009

CALEG PANCUR BIRU LESTARI II

RAJIKIN. ST

Walaupun masih ada masyarakat yang tidak masuk dalam “Daftar Pemilih Tetap”, tapi pemilu sudah terlaksana Kamis, 9 April 2009 yang lalu. Sebagai masyarakat dan warga Negara Indonesia jelas harus menjadi pemilih yang cerdas dan tidak membutakan mata hati dan mata bathin kita untuk memilih yang terbaik dari lingkungan keluarga besar Pancur Biru Lestari II.
Maka kita sebagai warga perum Pancur Biru Lestari II RW. III, RT. 02 juga patut berbangga bahwa dilingkungan kita pada Pemilu 2009 terdapat 2 orang calon legeslatif yang berbeda partai dan beda tingkatan. Apabila untuk DPRD kabupaten/kota calegnya Bpk. RAJIKIN. ST yang maju berbendera Partai Gerindra, untuk celeg DPRD Propinsi Ibu SYARIFAH NORMAWATI yang maju berbendera Partai Kebangkitan Bangsa. Atas pencalonan keduanya kita sebagai warga perum Pancur Biru Lestari II RW. III, RT. 02 sudah seharusnya memberikan dukungan penuh, karena mereka adalah calon yang bisa diandalkan.
Mereka juga hidup bermasyarakat di perum Pancur Biru Lestari II RW. III, RT. 02 sudah cukup lama, yaitu semenjak berdirinya atau lahirnya perumahan ini, yaitu 10 tahun yang lalu baik suka maupun duka secara umum tidak lepas dari peran 2 tokoh masyarakat perum Pancur Biru Lestari II, RW. III, RT. 2 ini. Kita sebagai masyarakat harus mengakui bahwa sudah banyak prestasi maupun kerja keras mereka baik langsung maupun tidak langsung bisa dirasakan warga perum Pancur Biru Lestari II RW. III, RT. 02.
Harapan keluarga besar perum Pancur Biru Lestari II RW. III, RT. 02 ke 2 tokoh ini bisa lolos menempati kursi dewan, sehingga lingkungan perum Pancur Biru Lestari II RW. III, RT. 02 khususnya dan Kec. Sei Beduk pada umumnya bisa lebih mendapat perhatian dari pemerintah serta dikenal oleh masyarakat luas kota Batam ini.

Jumat, 13 Maret 2009

Menjadikan Berzakat Sebagai Gaya Hidup

Oleh Hamy Wahjunianto


Salah seorang dosen di Magister Management Universitas Airlangga yang baru pulang studi S2 di Inggris bercerita bahwa besar pajak yang harus dibayar oleh warga Inggris sangat mahal. Beliau mengatakan bahwa biaya pajak pemakaian air sering lebih mahal daripada biaya untuk membayar pemakaian air itu sendiri. Bahkan kalau kita mengontrak kamar apartemen, kita juga harus membayar pajak. Namun di sisi lain, pemerintah Inggris mengelola dana pajak warganya yang begitu mahal itu dengan transparansi dan professionalisme yang luar biasa. Dana-dana pajak tersebut sebagian besar kembali ke masyarakat di mana salah satunya dalam bentuk pembangunan infrastruktur yang sangat berkelas.
Kebutuhan dasar masyarakat Inggris untuk hidup dengan wajar terpenuhi dengan sangat baik. Fasilitas infrastruktur pendidikan, kesehatan, transportasi, dan berniaga tersedia dengan kualitas yang sangat baik. Masyarakat Inggris cukup bergairah membayar pajak oleh karena selain dikelola secara transparan dan professional, dana-dana pajak tersebut langsung dapat mereka nikmati. Jalan-jalan di Inggris lebar dan mulus, gedung-gedung sekolah negeri kokoh, guru-guru negeri bermutu, listrik terang terus, transportasi massal yang aman dan nyaman
Pada kisah legendaris khalifah Umar bin Abdul Azis. Dalam masa pemerintahannya yang tidak sampai 2 tahun, khalifah yang fenomenal itu mampu membuat tidak ada satupun rakyatnya yang mau menerima pembagian zakat. Sang Khalifah bukan hanya mampu memberi tauladan berderma dan menyejahterakan rakyatnya, akan tetapi lelaki mulia itu juga mampu membuat rakyatnya memiliki Izzah yang tinggi. Rakyat sangat mecintai dan mempercayai Sang Khalifah karena seluruh kekayaan Sang Khalifah dan istrinya diserahkan ke negara di hari pertama beliau diangkat menjadi khalifah. Di sisi lain dalam menyelenggarakan pemerintahannya, APBN saat itu benar-benar APBN untuk sebesar-besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya.
Insya Allah kalau dana zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf di Indonesia dikelola dengan amanah, transparan, dan professional oleh negara dan elemen masyarakat, maka masyarakat Indonesia akan hidup dengan kualitas lebih indah daripada masyarakat Inggris. Karena itu perlu segera ditetapkan dalam Undang-undang bahwa negara melalui Departemen Agama berperan sebagai regulator dan pengawas, sedangkan operator adalah lembaga yang dikelola oleh masyarakat dengan regulasi dan pengawasan yang sangat ketat. Negara dan lembaga-lembaga amil zakat saling membahu untuk menjadikan berzakat sebagai gaya hidup umat Islam Indonesia.
Hingga pada akhirnya kemakmuran dan kesejahteraan umat akan dapat tercipta sebagaimana yang pernah terjadi pada masa pemerintah Khalifah Umar bin Abdul Azis.


Selasa, 20 Januari 2009

PERINGATAN TAHUN BARU HIJRIYAH 1430



Di Perum Pancur Biru 2 “Tahun Baru Hijriyah” memang tidak se-meriah Tahun Baru Masehi, padahal mayoritas penduduknya adalah muslim. Kenapa seperti itu ?. Karena Islam itu adalah agama yang tidak menganjurkan untuk berpoya-poya dan hura-hura kepada umatnya sehingga perayaan Tahun Baru Hijriyah terkesan tidak semeriah tahun baru masehi.

Namun sesuai dengan program dan jadwal serta komitment para pengurus masjid Al-Muhajirin beserta jajaran masyarakat maka pada Tahun Baru Hijriyah 1430 H ini mengadakan acara perlombaan dan pengajian akbar. Maka tepat pada hari Minggu, 18 Januari 2009 Ikatan Remaja Masjid ( IRMAS ) Al-Muhajirin selaku panitia beserta masyarakat RW. III Perum Pancur Biru Lestari II mengadakan acara “Gebyar Seni Islami” Muharram II 1430 H. Adapun acara ini merupakan agenda tahunan masjid Al-Muhajirin perum Pancur Biru Lestari II.

Apabila pada Muharram I 1429 H acara diisi oleh lomba antar Majelis Ta’lim ibu-ibu sekelurahan Duriangkang maka pada “Gebyar Seni Islami” Muharram II 1430 H yang dilaksanakan dari mulai pagi hingga sore diisi dengan perlombaan antar TPA – TPQ sekelurahan Duriangkang dan diikuti oleh :
o TPA - TPQ Al – Muhajirin
o TPA - TPQ Al – Hikmah
o TPA – TPQ Al – Mujahidin
o TPA – TPQ Al – Babusallam
o TPA – TPQ Al – Hijrah
o TPA – TPQ Al – Mushlihun
o TPA – TPQ Nurul Hidayah
o TPA – TPQ Darul Huda I
o TPA – TPQ Darul Huda II
o TPA – TPQ Betijanati
o TPA – TPQ Nurul Jannah
Dari 11 kontingen TPA – TPQ mengikuti 6 acara perlombaan, yaitu :
- Lomba Pawai Ta’aruf
- Lomba Adzan
- Lomba Juz Ama
- Lomba Sholawat Nabi
- Tartil Al-Qur’an
- Cerdas Cermat
Pada malam harinya selesai sholat Isya’ dilanjutkan dengan acara pengajian akbar diselengi dengan pengumuman pemenang masing-masing lomba dan pelantikan BKRMI Al-Muhajirin Perum Pancur Biru Lestari II yang dilakukan oleh Badan Komunikasi Remaja Masjid Indonesia ( BKRMI ) kota Batam. BKRMI Al-Muhajirin Perum Pancur Biru Lestari II merupakan motor untuk kelurahan Duriangkang dan Sei Beduk. Hal ini dikarenakan dikelurahan lainnya di Sei Beduk belum ada yang membentuk wadah untuk para remajanya.
Dalam acara ini juga dijadikan ajang silahturahmi para pejabat pemerintahan, para calon legeslatif dari beberapa partai politik dan masyarakat Perum Pancur Biru Lestari II. Tapi bapak Walikota Batam, beliau tidak bisa hadir dan diwakilkan oleh bpk Camat Sei Beduk. Hadir juga bpk. Lurah Duriangkang, Ketua Badan Komunikasi Remaja Masjid Indonesia ( BKRMI ) kota Batam.

Sambutan-sambutan :

Ketua IRMAS dan Ketua Panitia “Gebyar Seni Islami” Muharram II 1430 H masjid Al-Muhajirin perum Pancur Biru Lestari II Sdr. Sugiyono “Mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi dukungan pada acara ini sehingga bisa terlaksana, tidak lupa mohon maaf apabila dalam pelaksanaan ada kekurang disana-sini”.
Pejabat pemerintahan yang diwakili oleh Bpk Camat Sei Beduk mengatakan “ Bahwa acara “Gebyar Seni Islami” Muharram II 1430 H masjid Al-Muhajirin perum Pancur Biru Lestari II agar bisa dilakukan secara berkesinambungan untuk tahun-tahun berikutnya” .
Bpk. Rachmadsyah Ramadhani MBA. MSc mewakili calon legeslatif mengatakan bahwa “ Acara ini mari dijadikan fundamental masyarakat untuk menyongsong FTZ yang akan diberlakukan dipropinsi kepulauan Riau”.
Mewakili masyarakat Bpk. Rajikin selaku Ketua RW. III kel. Duriangkang mengatakan : “ Dari acara ini bisa tersemai generasi bangsa yang Sholeh, Cerdas, Sehat dan peduli akan lingkungan disekitarnya”.

Pada puncak acara diisi oleh bapak Ustad Luqman Rifa’I, dalam ceramahnya bahwa Tahun Baru Hijriyah 1430 H adalah momentum untuk instrospeksi diri, artinya mengkoreksi diri menuju hidup yang lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya, baik untuk dunia maupun akhirat kelak dan tidak lupa untuk selalu mensyukuri apa yang telah kita terima. Sehingga nantinya segala kenikmatan bisa kita rasakan dengan baik.

Acara ini ditutup dengan do’a dan para hadirin bersilahturahmi. Sukses selalu untuk IRMAS Al-Muhajirin dan seluruh masyarakat Perum Pancur Biru Lestari II, RW. III.

Jumat, 09 Januari 2009

BERBAHASALAH DENGAN SOPAN DAN SANTUN

BAHASA menunjukkan cerminan pribadi seseorang. Karakter, watak, atau pribadi seseorang dapat diidentifikasi dari perkataan yang ia ucapkan. Penggunaan bahasa yang lemah lembut, sopan, santun, sistematis, teratur, jelas, dan lugas mencerminkan pribadi penuturnya berbudi. Sebaliknya, melalui penggunaan bahasa yang sarkasme, menghujat, memaki, memfitnah, mendiskreditkan, memprovokasi, mengejek, atau melecehkan, akan mencitrakan pribadi yang tak berbudi.
Tepatlah bunyi peribahasa, "bahasa menunjukkan bangsa". Bagaimanakah sebenarnya tingkat peradaban dan jati diri bangsa tersebut? Apakah ia termasuk bangsa yang ramah, bersahabat, santun, damai, dan menyenangkan? Ataukah sebaliknya, ia termasuk bangsa yang senang menebar bibit-bibit kebencian, menebar permusuhan, suka menyakiti, bersikap arogan, dan suka menang sendiri.
Bahasa memang memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional. Begitu pentingnya bahasa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu suatu kebijakan yang berimplikasi pada pembinaan dan pembelajaran di lembaga pendidikan. Salah satu bentuk pembinaan yang dianggap paling strategis adalah pembelajaran bahasa Indonesia, bahasa daerah ataupun bahasa lainnya di sekolah. Dalam pelajaran bahasa Indonesia termasuk dalam kelompok mata pelajaran estetika. Kelompok ini juga merupakan salah satu penyangga dari kelompok agama dan akhlak mulia. Ruang lingkup akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral.
Kelompok mata pelajaran estetika sendiri bertujuan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan itu mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mesyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.
Tujuan rumpun estetika tersebut dijabarkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang bertujuan agar peserta didiknya memiliki kemampuan antara lain :
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis dan
2. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. Tujuan tersebut dilakukan dalam aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Kegagalan menanamkan pendidikan nilai melalui pembelajaran bahasa Indonesia ini tercermin pada perilaku berbahasa yang tidak mengindahkan nilai-nilai sopan santun. Kegagalan ini sedikit banyak telah memberi andil pada terjadinya tindak kekerasaan di masyarakat, perseteruan di tingkat elite, dan ikut memengaruhi terjadinya pelecehan terhadap nilai-nilai luhur yang dihormati bersama.
Menurut pakar bahasa, I. Pratama Baryadi dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, terdapat korelasi antara bahasa sebagai lambang yang memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi antarmanusia dengan kekerasan yang merupakan perilaku manusia yang hegemonik-destruktif.
Dua korelasi itu, pertama, bahwa bahasa dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan kekerasan sehingga menimbulkan salah satu jenis kekerasan yang disebut kekerasan verbal. Wujudnya terlihat dalam tindak tutur seperti memaki, membentuk, mengancam, menjelek-jelekkan, mengusir, memfitnah, menyudutkan, mendiskriminasikan, mengintimidasi, menakut-nakuti, memaksa, menghasut, membuat orang malu, menghina, dan lain sebagainya.
Kedua, bahasa yang tidak digunakan sesuai dengan fungsinya akan menjadi pemicu timbulnya kekerasan. Fungsi hakiki bahasa adalah alat komunikasi, alat bekerja sama, dan pewujud nilai-nilai persatuan bagi para pemakainya. Dalam teori percakapan, ada dua prinsip penggunaan bahasa yang wajar-alamiah, yaitu prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan.
Prinsip kerja sama menganjurkan agar komunikasi dilakukan dengan bentuk yang lugas, jelas, isinya benar, dan relevan dengan konteksnya. Prinsip kesopanan menganjurkan agar komunikasi dilakukan dengan sopan, yaitu bijaksana, mudah diterima, murah hati, rendah hati, cocok, dan simpatik.
Sejalan dengan itu, dalam ajaran Islam ada yang disebut dengan dosa lisan. Dalam Q.S. Al Qalam [68]: 10-11), "Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi menghina. Yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah". Larangan itu dipertegas lagi oleh dua hadis Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Hadis pertama berbunyi, "Orang yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, hendaknya berkata baik. Atau, (jika tidak bisa) lebih baik diam". Bunyi hadis kedua, "Orang yang disebut Muslim adalah orang yang bisa menjaga tangannya dan lisannya (dari menyakiti Muslim lain)". Begitulah ajaran agama mengatur etika dan anjuran berbahasa dengan baik dalam kehidupan.
Dalam praktik sehari-hari, perilaku berbahasa yang tidak mengindahkan nilai-nilai dan hakikat fungsi bahasa seperti itu semakin banyak ditemukan di masyarakat kita saat ini. Perilaku yang tidak terpuji ini ironisnya banyak dilakukan di alam reformasi. Apakah ini merupakan cerminan dari demokrasi yang kebablasan. Entah apa. Perilaku berbahasa yang buruk itu dilakukan oleh semua lapisan: golongan bawah, golongan menengah, bahkan elite politik negeri ini. Sindir-menyindir, saling menghujat, provokasi, dan saling mengancam tidak asing terdengar keluar dari mulut para pemimpin.
"Mulutmu harimaumu", itu kata pepatah yang masih tetap relevan. Akibat dari penggunaan bahasa yang tidak terpuji itu kini masyarakat dan elite politik mudah sekali bermusuhan, melakukan tindak anarkis, merusak, dan lain sebagainya.Pendek kata, negeri ini sangat rentan dan rawan dengan konflik-konflik, perkelahian, pembunuhan, dan perusakan yang tak berkesudahan.
Dalam rangka reformasi pendidikan, selayaknyalah dipikirkan juga bagaimana sekolah dapat berperan agar anak didik khususnya, dan masyarakat pada umumnya tidak berbahasa untuk melakukan tindakan kekerasan dan tidak memicu kekerasan. Hendaknya anak didik berbahasa Indonesia yang sopan dan beradab, yang berfungsi memelihara serta membangun kerja sama kerukunan.
Beberapa hal yang dapat dipikirkan yaitu pertama, sekolah hendaknya memberi penghargaan yang wajar pada bahasa dan budaya. Kedua, pelajaran bahasa menggunakan pendekatan komunikatif tetap menekankan perlunya kesopanan berbahasa. Ketiga, semua warga sekolah dikondisikan dan disiplinkan untuk berbahasa dengan sopan.
Tentang berhasa yang sopan ini, sangat selaras dengan sabda Rasul yang mulia, "Tidaklah seharusnya orang menyuruh yang makruf da mencegah yang mungkar, kecuali memiliki tiga sifat, yakni lemah lembut dalam menyuruh dan melarang (mencegah), mengerti apa yang harus dilarang, dan adil terhadap apa yang harus dilarang".
Berdemonstrasi menyampaikan tuntutan dan aspirasinya adalah hak setiap orang yang mesti diperjuangkan. Namun penyampaian itu hendaknya disampaikan secara beretika. Aksi-aksi jangan seakan membenarkan atau melegalkan kata-kata sekasar apa pun dilontarkan di depan publik. Stoplah sudah kata-kata yang mengumbar bibit-bibit kebencian, membakar amarah, memancing emosi, mendorong anarkisme, dan menebar provokasi. Hentikan kata-kata yang hanya memancing kericuhan dan bentrokan fisik dengan aparat atau pihak lain. Demikian juga dengan para pemimpin bangsa, hendaknya menjunjung etika berbahasa. Perilaku berbahasa pemimpin bangsa dan elite politik yang kerap menimbulkan perseteruan telah berpengaruh besar pada kehidupan masyarakat di level akar rumput. Semua itu hanya menghabiskan energi dan membuat rakyat semakin menderita.
Momentum tahun baru Hijriyah 1430 H ini seyogianya dapat menggugah kesadaran berbahasa dengan sopan dan santun. Bagi dunia pendidikan, pembelajaran bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa lainnya diharapkan mampu menginternalisaikan dan mengartikulasikan nilai-nilai etika berbahasa dalam perilaku kita sehari-hari. Karena bahasa mencerminkan pencitraan pribadi, jati diri bangsa, dan keselamatan hidupnya, sejatinya pemimpin bangsa, elite politik, masyarakat, dan setiap diri berupaya menggunakan bahasa dengan sopan, santun, dan beradab. Wallahu a'lam.