Jumat, 24 Desember 2010

RENUNGAN II

SOSOK SEORANG BAPAK, AYAH, PAPA ATAU ABAH.




Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, atau yang ikut suaminya merantau di luar kota terlebih luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..Akan sering merasa kangen sekali dengan ibunya. Lalu bagaimana dengan bapaknya? Mungkin karena ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata bapak-lah yang mengingatkan ibu untuk menelponmu.

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng. Tapi tahukah kamu, bahwa sepulang bapak bekerja dan dengan wajah lelah bapak selalu menanyakan pada ibu tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil……bapak biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah bapak mengganggapmu bisa, bapak akan melepaskan roda bantu di sepedamu…Kemudian ibu bilang : “Jangan dulu pak, jangan dilepas dulu roda bantunya” , ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka…. Tapi sadarkah kamu? Bahwa bapak dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu menatapmu iba.Tetapi bapak akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang” Tahukah kamu, bapak melakukan itu karena bapak tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, bapak yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :”Sudah di bilang! kamu jangan minum air es!”. Berbeda dengan ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu bapak benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja….Kamu mulai menuntut pada bapak untuk dapat izin keluar malam, dan bapak bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”. Tahukah kamu, bahwa bapak melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi bapak, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga.. Setelah itu kamu marah pada bapak, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah ibu…. Tahukah kamu, bahwa saat itu bapak memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa bapak sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelpon dan sma kamu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Bapak akan memasang wajah paling ramah sedunia. Bapak sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di teras.. Sadarkah kamu, kalau hati bapak merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan bapak melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan bapak adalah duduk di ruang tamu depan computer, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir… Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut-larut…Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati bapak akan mengeras dan bapak memarahimu.. . Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti bapak akan segera datang?” Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan bapak?”

Setelah lulus SMK, bapak akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan bapak itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti… Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan bapak.
Ketika kamu menjadi gadis dewasa….Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…bapak harus melepasmu di bandara. Tahukah kamu bahwa badan bapak terasa kaku untuk memelukmu? bapak hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati… Padahal bapak ingin sekali menangis seperti ibu dan memelukmu erat-erat.Yang bapak lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.bapak melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah bapak. bapak pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan bapak tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…
Kata-kata yang keluar dari mulut bapak adalah : “Tidak…. Tidak bisa!” Padahal dalam batin bapak, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti bapak belikan untukmu”. Tahukah kamu bahwa pada saat itu bapak merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana. bapak adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. bapak akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putra-putrinya kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada bapak untuk mengambilmu darinya. bapak akan sangat berhati-hati memberikan izin..Karena bapak tahu…..Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti…

Dan akhirnya….Saat bapak melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Bapak pun tersenyum bahagia…. Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu bapak pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis? Bapak menangis karena bapak sangat Bahagia!

Kemudian bapak berdoa….Dalam lirih doanya kepada Tuhan, bapak berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….Bahagiakanlah ia bersama suaminya….”
Setelah itu bapak hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….
bapak telah menyelesaikan tugasnya….

Bapak, Ayah, Papa, atau Abah kita…Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat. Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu…

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal apapun.

Tersenyum dan bersyukurlah ketika kamu bisa merasakan kasih sayang seorang Bapak, Ayah, Papa atau Abah hingga tugasnya selesai….

Jika kamu mengalaminya, Kamu adalah salah satu orang yang beruntung…

Ini adalah sekelumit renungan buat kita, baik laki-laki maupun perempuan yang mungkin bisa menjadi motivasi untuk selalu berbakti terhadap kedua orang tua.

Rabu, 22 Desember 2010

RENUNGAN I

KISAH SEORANG IBU MENDIDIK ANAKNYA


Mengawali pagi hari ini tentang kisah kasih seorang ibu dengan anaknya, ya seorang temanku yang tengah merasakan kebahagiaannya memiliki seorang anak laki-laki yang menjadi bunga hatinya. Dialah Akmal, nama malaikat kecil tersebut

Kasih ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa,

Sepenggal lirik lagu di atas kiranya sangat cocok dalam mengambarkan kasih dan sayang seorang ibu kepada anaknya.

Hmm.. Coba tanyakan pada diri sendiri, apakah kita hadir ke dunia ini begitu saja? Jawabannya tentu saja “tidak”. Ada sosok pribadi yang telah rela mempertaruhkan nyawanya, sehingga kita bisa menghirup udara segar di bumi Alloh yang indah ini. Yah, dialah “ibu”. Seorang wanita penuh berjuta kasih. Lewat pengorbanan dan perjuangan beliau kita bisa mengecap manisnya madu kehidupan. Bukan hanya darah, tetesan air mata dan juga peluh kesakitan, namun juga untaian do’a dan harapan disenandungkan untuk kesejahteraan dan kebahagian kita, anaknya. Luar biasa ya...

Hari ini aku menyaksikan sendiri, kasih sayang seorang ibu yang terpancarkan langsung pada anaknya... Seorang anak laki-laki berusia sekitar 3 tahun lebih yang memiliki sikap aktif, sehingga bagi orang tua yang tidak bersabar tentu tidak akan tahan menghadapi sikap sang anak. Banyak pertanyaan kecil yang sering dilontarkan sang anak pada ibunya, hingga terkadang sang ibu kejebolan dan kewalahan dalam menjawab pertanyaan si anak. Terkadang hanya sebuah jawaban sederhana melalui sunggingan senyum manis sang ibu sudah mampu membuat si anak merasa puas dan terpenuhi segala hasrat keingintahuannya.

Terkejut rasanya ketika mengetahui ritual yang sering dilakukan oleh sang ibu terhadap anaknya setiap malam. Sebelum si anak memejamkan mata, sang ibu berkata; "Ibu sayang Akmal, Akmal sayang ibu... Yuk kita berpelukan" sejurus kemudian mereka berpelukan dan tumpah ruah keharuan setiap malam itu, sebuah aktivitas sederhana namun penuh makna di dalamnya, mengikat antara batin seorang ibu dengan anaknya. Subhanalloh

Ya... Didikan seorang ibu atau ayah lah yang akan membuat kita semakin tahu, siapa diri kita sebenarnya. Sebuah pendidikan yang dimulai sejak usia dini, akan memberi pengaruh luar biasa terhadap perkembangan si anak ketika dewasa kelak. Dan itulah perjuangan serta pengorbanan orang tua untuk kita, anak-anaknya.

Namun, jangan kita mengira kalau perjuangan dan pengorbanan itu dimulai hanya dari semenjak kita lahir saja. Perlu kita sadari bersama, bahwa pengorbanan dan perjuangan itu sudah dimulai jauh sebelum tangisan pertama kita terdengar. Ya sembilan bulan sebelum itu seorang ibu telah mengandung dan membawa kita kemana-mana dengan penuh cinta dan kasih sayang. Belum lagi ketika melahirkan kita, seorang ibu harus bersabung nyawa antara hidup dan mati. Sungguh sebuah pengorbanan yang sangat luar biasa. Hanya wanita yang tangguh dan memiliki cinta kasih yang luar biasa yang mampu menjalani dan melewati itu semua. Cinta kasih itulah yang telah membuat seorang ibu mampu memikul beban yang luar biasa itu. Rasa itu jugalah yang telah membuat ibu sanggup menahan penat, lelah dan berjuta rasa tidak nyaman yang mendera ketika mengandung dan melahirkan kita.Hiks... terharu.

Percayalah... Ibu adalah wanita yang hebat. Bahkan sangat hebat dan luar biasa. Tidak ada satu katapun yang pantas dan bisa untuk melukiskan kehebatan kasih sayang seorang ibu. Ibu adalah sosok pribadi yang pemberi. Seorang pemberi tanpa pamrih dan selalu diiringi dengan hangatnya kasih sayang. Mulai dari do’a, pengorbanan yang tulus, tenaga, pikiran, waktu, harta benda dan juga air mata telah diberikan oleh seorang ibu kepada kita. Hanya satu harapan beliau, yaitu supaya anak-anaknya bisa bahagia dan hidup sejahtera. Sederhana kan?

Lihatlah diri kita saat ini... Kini kita sudah dewasa. Mungkin ada sedikit penyesalan akan didikan orang tua yang salah ataupun kurang sedari kita kecil. Tak mengapa... Mungkin itu karena ketidaktahuan kedua orang tua kita. Tapi, jangan jadikan alasan ketika kini sikap kita mengecewakan kedua orang tua lantas menjudge bahwa ini kesalahan orang tua dalam mendidik semasa kecil. Masih ada harapan... Untuk bisa belajar menjadi orang tua yang baik, yang mampu mendidik anak-anak kita kelak dengan didikan luar biasa. Agar menghasilkan generasi-generasi penerus yang sholih/ah.

Dan... Mulailah saat ini berkomitmen untuk tidak akan melukai hati orang tua kita. Mulai saat ini mari kita berjanji untuk tidak akan membuat seorang ibu ataupun ayah meneteskan air mata, akibat luka karena sayatan pisau perbuatan buruk kita. Seperti ketika rasa kecewa menyerang ibunya Akmal yang diutarakan pada si anak, kemudian si anak berjanji untuk tidak akan membuat sedih hati ibunya lagi. Hingga bercucurlah air mata sang ibu, mendengar janji tulus si anak yang masih berusia balita tersebut.

Mulai hari ini mari kita tingkatkan bakti kepada ibu maupun ayah kita. Ketika beliau sudah tiadapun kita masih harus berbakti melalui do’a. Do’a seorang anak yang sholih/ah... Insya Alloh akan diijabah.