Dalam rangka memberlakukan konversi minyak tanah ke gas elpiji untuk masyarakat Batam, Disperindag & ESDM Kota Batam akan segera melakukan pendataan ulang terhadap masyarakat Batam yang berhak mendapatkan konversi tersebut. Pendataan akan dilakukan oleh empat konsultan yang ditunjuk Pertamina.
Menurut Kadis Perindag & ESDM Kota Batam, Ahmad Hizaji, sebanyak 3.000-an warga yang berhak mendapatkan konversi minyak tanah ke gas sesuai data sementara akan kembali data ulang usai pelaksanaan Pilpres mendatang.”Usai Pilpres nanti, kita akan kembali memutakhirkan data warga Batam yang berhak mendapatkan konversi,” ujarnya. Selain pendataan, kata Hizaji, pihaknya juga akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar memahami tata cara pelaksanaan konversi minyak tanah ke elpiji tersebut.
“Kita juga akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat sedangkan sosialisasi kepada pangkalan-pangkalan minyak tanah sebagai mitra kita dalam hal distribusi gas ke masyarakat telah kita lakukan awal bulan ini sebanyak empat kali,” paparnya. Dalam konversi ini, tabung gas yang akan digunakan warga adalah ukuran 3 kilogram. Mengenai pendistribusian, kata Hizaji, pihaknya sudah merencanakannya dengan baik dengan melakukan koordinasi dengan Pertamina tetang kebutuhan Batam,” ungkapnya.
Kepala Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Disperindag Batam Amirudin menjelaskan Pertamina akan mulai mendistribusikan gas lengkap dengan kompornya, setelah pendataan selesai dilakukan pihak konsultan. Tahap awal masyarakat yang masuk dalam daftar penerima gas akan mendapatkan paket gratis konversi yang terdiri dari tabung 3 kilogram, selang regulator, kompor berikut isi 3 kg gas. Setelah habis lalu isi ulang baru membayar.
Pangkalan-pangkalan minyak tanah yang terdaftar di Batam, Hizaji menambahkan, akan mengalami proses peralihan menjadi agen gas. Syaratnya pemilik pangkalan minyak tanah diminta membuat surat pernyataan yang berisi menyiapkan gudang representative dan nyaman untuk tempat tabung gas elpiji, serta timbangan untuk mengukur berat gas demi kepuasan konsumen. Soal harga, nanti akan ditentukan. “Pangkalan minyak tanah dapat langsung menjadi pangkalan gas, setelah melakukan proses peralihan sesuai dengan syarat yang ditentukan, disinilah peran pemilik pangkalan minyak tanah yang telah beralih ke gas, untuk mendistribusikan gas 3 kg kepada masyarakat”, jelasnya
Hijazi mengatakan penggunaan gas elpiji lebih hemat sekitar 0,4-0,5 liter dibandingkan minyak tanah. Harga minyak tanah 3000 perliter dan satu minggu bisa habis 6 liter. Sedangkan harga satu tabung gas ukuran 3 kg sekitar 13 ribu lebih, gas tersebut bisa dipakai sekitar 7 hari. Dapat dikatakan lebih hemat 30 ribu tiap bulannya. Selain lebih hemat penggunaan gas cenderung lebih aman dan bersih.
Hijazi meminta dukungan seluruh pihak terkait untuk turut serta mensukseskan konversi minyak tanah ke gas. ( dari Humas Pemko Batam )
2 komentar:
Batam baru mau mulai pake gas 3kg ya ? Selama ini pake MT ? Apakah gas 12kg juga tersedia di Btm ?
Di Batam untuk kemasan 12 kg sudah lama masyarakat memakainya. Tapi untuk harga jangan ditanya, lumayan mahal bisa sampai Rp.85.000,-s/d Rp.100.000,-. Dan untuk tabungnya kebanyakan ex Singapura.
Posting Komentar